You need to enable javaScript to run this app.

TEMA DAN LOGO HARI GURU NASIONAL (HGN) TAHUN 2025

  • Selasa, 04 November 2025
  • Administrator
  • 0 komentar
TEMA DAN LOGO HARI GURU NASIONAL (HGN) TAHUN 2025

Sobat Pendidik, Apa dan bagaimana Tema dan Logo Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 ? Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan tema Hari Guru Nasional Tahun 2025, adalah GTK Hebat Indonesia Kuat.

Tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” dalam memperingati Hari Guru Nasional tahun 2025 merupakan komitmen untuk mengapresiasi Tokoh Masyarakat, Guru dan Tenaga Kependidikan yang tidak hanya berprestasi secara individu, tetapi juga menghadirkan dampak bagi murid, lingkungan belajar, komunitas sekolah dan masyarakat atas kontribusi transformatif yang memperkuat kemajuan pendidikan melalui kolaborasi, inovasi, dan keteladanan. Dengan tema tersebut, program ini diharapkan mampu memperkokoh ekosistem pendidikan bermutu untuk semua dan adaptif terhadap tantangan abad ke 21.

Tahun 2045 adalah tahun yang kita cita-citakan sebagai Indonesia Emas, di mana generasi muda kita akan memimpin bangsa ini menuju kemajuan yang unggul di kancah global. Profesionalisme juga adalah tuntutan utama bagi guru hari ini dan di masa akan datang untuk melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Guru diharapkan bukan hanya memberikan materi di kelas, namun juga hadir sebagai sosok yang menginspirasi, mendidik karakter, menanamkan nilai-nilai kebhinekaan, serta mengajarkan semangat pantang menyerah kepada setiap anak bangsa. Guru hadir sebagai pendamping dalam proses anak-anak Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan berani menghadapi tantangan zaman. Guru berperan sebagai pengganti orang tua di sekolah yang tugasnya mengarahkan murid untuk mencapai tujuan pendidikan dan menjadikan mereka menjadi manusia seutuhnya melalui teladan yang dapat dicontoh.

Adapun Logo Resmi Hari Guru Nasional HGN tahun 2025 adalah sebagai berikut:

Logo HGN Tahun 2025 menggambarkan hubungan harmonis dan kolaboratif antara guru dan murid dalam proses pendidikan yang berlandaskan kasih sayang dan semangat belajar.

Bentuk hati emas menjadi pusat visual yang melambangkan ketulusan, cinta, dan pengabdian guru sebagai sumber inspirasi dan cahaya ilmu pengetahuan.

Sosok guru digambarkan sebagai pembimbing yang mengarahkan dan memberdayakan murid dengan semangat gotong royong. Buku terbuka di bagian bawah mencerminkan ilmu pengetahuan sebagai dasar kemajuan pendidikan.

Sementara tiga figur murid yang bergerak dinamis mewakili jenjang pendidikan dasar hingga menengah, menggambarkan pertumbuhan, semangat belajar, dan cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Adapun Makna Warna dalam Logo Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 adalah sebagai berikut:

  • Emas : Keagungan, kejayaan, dan ketulusan guru sebagai fondasi pendidikan unggul.
  • Biru tua : Kepercayaan, stabilitas, profesionalisme, dan kecerdasan.
  • Abu-abu : Netralitas, kedewasaan, dan tanggung jawab dalam mendidik.
  • Biru muda : Kemandirian, kebijaksanaan, dan semangat belajar peserta didik.
  • Merah : Energi, keberanian, dan motivasi untuk meraih cita-cita pendidikan

Selanjutnya mari kita ketahui mengapa Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 Nopember. Sebagaimana diketahui Hari Guru Nasional memang diperingati bersamaan dengan perayaan ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ini bermula dengan perjuangan para guru Tanah Air melalui Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada tahun 1912. Organisasi unitaristik ini beranggotakan para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Umumnya mereka bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Di masa yang sama, berkembang juga organisasi guru dengan beragam latar belakang seperti keagamaan, kebangsaan, dan lainnya.

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dengan pihak Belanda. Secara bertahap, jabatan Kepala HIS (Hollandsch Inlandsche Schoo atau sekolah Belanda untuk bumiputera) mulai diambil alih orang Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru Indonesia tak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional.

Pada masa Pemerintah Jepang banyak organisasi yang ditutup termasuk PGI. Barulah setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGI kembali menggeliat. Kongres Guru Indonesia digelar pada 24–25 November 1945 di Surakarta. Para peserta kongres sepakat menghapuskan semua organisasi dan kelompok guru berlatar belakang perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku. Inilah cikal bakal bersatunya guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Saat itu, Mereka akhirnya meresmikan kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945 dengan tiga tujuan utama, yakni:

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khusus

Peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan. Guru merupakan salah satu komponen yang strategis dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan nasional mencerdaskan bangsa. Sejak masa penjajahan, guru selalu menanamkan kesadaran akan harga diri sebagai bangsa dan menanamkan semangat nasionalisme kepada peserta didik dan masyarakat. Pada tahap awal kebangkitan nasional, para guru aktif dalam organisasi pembela tanah air dan pembina jiwa serta semangat para pemuda pelajar.

Dedikasi, tekad, dan semangat persatuan dan kesatuan para guru yang dimiliki secara historis tersebut perlu dipupuk, dipelihara dan dikembangkan sejalan dengan tekad dan semangat era global untuk masa depan bangsa. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi guru. Guru harus menjaga solidaritas dan soliditas bersama komponen lainnya. Guru harus berupaya menjaga kebersamaan dan menghindari perpecahan antar sesamanya.

Sebagai penghormatan kepada guru dan PGRI, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 menetapkan tanggal 25 November, hari kelahiran PGRI, sebagai Hari Guru Nasional, yang kemudian dimantapkan melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sejak tahun 1994 setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional dan Hari Ulang tahun PGRI secara bersama-sama.

Demikian informasi tentang Tema dan Logo Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025. Semoga ada manfaatnya.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Yono, S.Pd

- Kepala Sekolah -

Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang. Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata   Seraya memanjatkan puji syukur...

Berlangganan
Banner